Kamis, 20 November 2014

PUKAT TARIK BERBINGKAI (BEAM TRAWL)



TUGAS TERSTRUKTUR
PENGANTAR ILMU PENANGKAPAN IKAN




PUKAT TARIK BERBINGKAI
(BEAM TRAWL)






IKA YESI SETYANINGSIH

H1G013001


PROGRAM STUDI
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
PUKAT TARIK BERBINGKAI
A.    Deskripsi Alat
Beam trawl adalah alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring yang berbentuk kerucut memiliki bagian sayap,badan,kantong dan di lengkapi dengan bingkai pada bagian mulutnya yang berfungsi sebagai pembuka mulut jaring dan menyapu kolom atau dasar perairan (Subani W,1989).Beam trawl termasuk dalam klasifikasi pukat tarik (trawl) (Nedelec and Prado,1990).
Spesifikasi alat tangkap pukat tarik berbingkai yaitu sebagai berikut :
  1. Kantong (Cod End) merupakan bagian dari jaring yang digunakan sebagai tempat hasil tangkapan.
  2. Badan (Body) merupakan bagian terbesar dari jaring yang terletak diantara sayap dan kantong.Badan ini berfungsi untuk menghubungkan bagian sayap dengan kantong dan menampung jenis-jenis ikan dan udang (hasil tangkapan) sebelum masuk kedalam kantong.Ukuran mata jaring pada badan minimum 1,5 inchi.
  3. Sayap (Wing) atau kaki merupakan bagian jaring yang menghubungkan hingga tali salambar.Fungsinya untuk menghadang dan mengarahkan ikan supaya masuk ke dalam kantong,biasanya sayap berukuran 5 inchi.
  4. Mulut (Mouth) pada beam trawl memiliki bibir atas dan bibir bawah yang berkedudukan sama.Pada mulut jaring terdapat pelampung untuk memberikan daya apung pada beam trawl yang di pasang pada bibir atas jaring sehingga mulut jaring terbuka.Pemberat dipasang pada bibir bawah bertujuan supaya pemberat cepat tenggelam dan tetap pada posisinya.Tali ris atas (head rope) berfungsi sebagai tempat mengikatnya bagian sayap jaring,badan jaring dan pelampung.Tali ris bawah (ground rope) berfungsi mengikat bagian sayap jaring bagian badan jaring,dan pemberat.tali penarik(warp) berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan (Subani W,1989).
Description: https://html2-f.scribdassets.com/8wvh4ac54wdcpa7/images/47-5afd7be996.jpg
Gb.1 pukat tarik berbingkai
B.     Pengoperasian Alat
Kelengkapan alat dalam unit penangkapan ikan pada pukat tarik berbingkai,sebagai berikut:
Ø  Kapal
Kapal adalah alat yang membantu dalam pengoperasian trawl,berfungsi untuk menyeret jaring dari dasar perairan. Jenis kapal yang digunakan sangat bervariasi tergantung dari ukuran jaring dan daya tampung.Kapal yang digunakan adalah perahu layar ataupun motor tempel,baik terbuat dari kayu maupun logam (Subani W,1989).
Ø  Nelayan
Nelayan yang mengoperasikan beam trawl ini adalah sekitar 10 orang dengan pembagian tugas, satu orang sebagai pengendali kapal, satu orang sebagai fishing master, dan sisanya mengoperasikan alat tangkap (Subani W,1989).
Ø  Alat Bantu
Dalam pengoperasian alat tangkap ini memerlukan alat bantu berupa fishing finder yang berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan sehingga dapat menentukan panjang tali selambar yang akan diturunkan, try net pada lambung kapal yang berfungsi untuk memprediksi hasil tangkapan, winch yang digunakan untuk menggulung tali tarik, line hauler yang digunakan untuk tali penarik dan digunakan mengangkat jaring ke kapal, mesin pendingin yang digunakan untuk mendinginkan hasil tangkapan (Subani W,1989).
Ø  Umpan
Dalam pengoperasiannya, alat ini tidak menggunakan umpan karena tergolong sebagai alat tangkap bersifat aktif (Subani W,1989).

Dalam pengoperasian Pukat Tarik Berbingkai (Beam Trawl) ada beberapa tahapan,yaitu :
1.      Persiapan
Pada tahap persiapan ini operasi penangkapan biasanya dilakukan pagi hari setelah keadaan terang ,kemudian nelayan menentukan wilayah (fishing ground) dan mulai mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap dan mengikat tali salembar dengan sayap jaring.
2.      Setting
Tahap ini dilakukan dengan menebar jaring dengan memperhatikan arah mata angin dan arus.
3.      Hauling
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh tangkapan,dengen cara menurunkan jaring hingga sampai ke dasar,kemudian pelampung dinaikan ke atas kapal,tali salambar sebelah kanan digulung dengan mesin winch,kapal bergerak perlahan-lahan,lalu bagian jaring dinaikkan dan mesin winch dimatikan dan badan jaring yang sudah terisi tangkapan dinaikan dan di beri tempat untuk menempatkan hasil tangkapan.
            Lokasi penangkapan yang menggunakan alat penangkapan pukat tarik berbingkai (beam trawl) mempunyai syarat-syarat fishing ground tertentu antara lain,daerah tangkapan terdiri dari pasir,lumpur atau campuran pasir dengan lumpur,kecepatan air pada mid tidak besar (dibawah 3 knot) juga kecepatan arus pasang tidak terlalu besar.Kondisi cuaca,gelombang,dan laut tidak membahayakan keamanan  pada saat menangkap tangkapan dengan pukat tarik berbingkain (Ayodyoa,1972).
            Pengoprasian beam trawl banyak digunakan di daerah laut utara Jawa seperti tegal,pemalang,brebes dan di daerah pantai selatan jawa yaitu,cilacap,kebumen ,dan jogja dan pelabuhan ratu.Alat ini sudah dilarang digunakan karena merusak sumber hayati yang ada.Namun masih ada nelayan yang menggunakannya karena keefektifan alat ini dalam memperoleh hasil tangkapan yang banyak.Sekarang alat ini hanya boleh dioperasikan di di daerah tertentu,seperti di perairan Sumater dan  Kalimantan yang berbatasan dengan negara Malaysia.
C.    Hasil Tangkapan
Tangkapan yang dihasilkan dengan alat ini yaitu ikan-ikan di dasar perairan (bottom fish) ataupun ikan demersal.Sasaran utama dalam penangkapan menggunakan alat beam trawl adalah udang (crustacea) dan jenis-jenis kerang.Hasil tangkapan yang sering tertangkap nelayan yaitu ikan layur (Lepturachantus savala),ikan kembung (Rastrelinger sp),cumi-cumi (Loligospp.) ,ikan cucut (Charcarius limbatus), udang rebung ( Penaeus merguensis), udang windu (P.monodon), udang dogol (Metapenaeus eusis), dan udang krosok (Parapenaeopsis), ikan petek (Leiognathus spp.), gulamah (Scienna spp.), rajungan ( Portunus pelagicus) .Tangkapan yang dominan untuk sesuatu wilayah akan mempengaruhi skala usaha,yang kelanjutannya akan menentukan besar kapal dan alat yang di operasikan .Alat tangkap ini termasuk non selektif karena tidak dapat diketahui apa saja yang dapat ditangkap dengan perkiraan (Subani W,1989).

D.    Daftar Pustaka

Ayodyoa,1972.Kapal Perikanan.Fakultas Perikanan.Institut Pertanian     
          Bogor.Bogor.
Nedelec, C. and J. Prado. 1990. Definition and Clasification of Fishing Gears
         Categories. FAO FISEHRIES TECHNICAL PAPER 222 Rev.1, FAO
         Fisheries Industries Division, Rome. 92p.
Subani W dan HR Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di 
          Indonesia.Jurnal Penelitian Perikanan Laut.No.50.Jakarta:Balai Penelitian
          Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Departemen
          Pertanian.
         diakses 22 september 2014.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar