TUGAS TERSTRUKTUR
PENGANTAR ILMU PENANGKAPAN IKAN
PUKAT TARIK BERBINGKAI
(BEAM TRAWL)
![]() |
IKA YESI SETYANINGSIH
H1G013001
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
PUKAT TARIK BERBINGKAI
PUKAT TARIK BERBINGKAI
A.
Deskripsi Alat
Beam trawl adalah alat penangkapan ikan yang terbuat
dari jaring yang berbentuk kerucut memiliki bagian sayap,badan,kantong dan di
lengkapi dengan bingkai pada bagian mulutnya yang berfungsi sebagai pembuka
mulut jaring dan menyapu kolom atau dasar perairan (Subani W,1989).Beam trawl
termasuk dalam klasifikasi pukat tarik (trawl) (Nedelec and Prado,1990).
Spesifikasi
alat tangkap pukat tarik berbingkai yaitu sebagai berikut :
- Kantong (Cod End) merupakan bagian dari jaring yang digunakan sebagai tempat hasil tangkapan.
- Badan (Body) merupakan bagian terbesar dari jaring yang terletak diantara sayap dan kantong.Badan ini berfungsi untuk menghubungkan bagian sayap dengan kantong dan menampung jenis-jenis ikan dan udang (hasil tangkapan) sebelum masuk kedalam kantong.Ukuran mata jaring pada badan minimum 1,5 inchi.
- Sayap (Wing) atau kaki merupakan bagian jaring yang menghubungkan hingga tali salambar.Fungsinya untuk menghadang dan mengarahkan ikan supaya masuk ke dalam kantong,biasanya sayap berukuran 5 inchi.
- Mulut (Mouth) pada beam trawl memiliki bibir atas dan bibir bawah yang berkedudukan sama.Pada mulut jaring terdapat pelampung untuk memberikan daya apung pada beam trawl yang di pasang pada bibir atas jaring sehingga mulut jaring terbuka.Pemberat dipasang pada bibir bawah bertujuan supaya pemberat cepat tenggelam dan tetap pada posisinya.Tali ris atas (head rope) berfungsi sebagai tempat mengikatnya bagian sayap jaring,badan jaring dan pelampung.Tali ris bawah (ground rope) berfungsi mengikat bagian sayap jaring bagian badan jaring,dan pemberat.tali penarik(warp) berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan (Subani W,1989).

Gb.1 pukat tarik berbingkai
B. Pengoperasian
Alat
Kelengkapan alat dalam unit
penangkapan ikan pada pukat tarik berbingkai,sebagai berikut:
Ø Kapal
Kapal adalah alat yang membantu
dalam pengoperasian trawl,berfungsi untuk menyeret jaring dari dasar perairan.
Jenis kapal yang digunakan sangat bervariasi tergantung dari ukuran jaring dan
daya tampung.Kapal yang digunakan adalah perahu layar ataupun motor tempel,baik
terbuat dari kayu maupun logam (Subani W,1989).
Ø Nelayan
Nelayan yang mengoperasikan beam
trawl ini adalah sekitar 10 orang dengan pembagian tugas, satu orang sebagai
pengendali kapal, satu orang sebagai fishing master, dan sisanya mengoperasikan
alat tangkap (Subani W,1989).
Ø Alat
Bantu
Dalam pengoperasian alat tangkap
ini memerlukan alat bantu berupa fishing finder yang berfungsi untuk mengukur
kedalaman perairan sehingga dapat menentukan panjang tali selambar yang akan
diturunkan, try net pada lambung kapal yang berfungsi untuk memprediksi hasil
tangkapan, winch yang digunakan untuk menggulung tali tarik, line hauler yang
digunakan untuk tali penarik dan digunakan mengangkat jaring ke kapal, mesin
pendingin yang digunakan untuk mendinginkan hasil tangkapan (Subani W,1989).
Ø Umpan
Dalam pengoperasiannya, alat ini
tidak menggunakan umpan karena tergolong sebagai alat tangkap bersifat aktif
(Subani W,1989).
Dalam pengoperasian Pukat Tarik
Berbingkai (Beam Trawl) ada beberapa tahapan,yaitu :
1. Persiapan
Pada
tahap persiapan ini operasi penangkapan biasanya dilakukan pagi hari setelah
keadaan terang ,kemudian nelayan menentukan wilayah (fishing ground) dan mulai
mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap
dan mengikat tali salembar dengan sayap jaring.
2. Setting
Tahap
ini dilakukan dengan menebar jaring dengan memperhatikan arah mata angin dan
arus.
3. Hauling
Tahap
ini dilakukan untuk memperoleh tangkapan,dengen cara menurunkan jaring hingga
sampai ke dasar,kemudian pelampung dinaikan ke atas kapal,tali salambar sebelah
kanan digulung dengan mesin winch,kapal bergerak perlahan-lahan,lalu bagian
jaring dinaikkan dan mesin winch dimatikan dan badan jaring yang sudah terisi
tangkapan dinaikan dan di beri tempat untuk menempatkan hasil tangkapan.
Lokasi
penangkapan yang menggunakan alat penangkapan pukat tarik berbingkai (beam
trawl) mempunyai syarat-syarat fishing ground tertentu antara lain,daerah
tangkapan terdiri dari pasir,lumpur atau campuran pasir dengan lumpur,kecepatan
air pada mid tidak besar (dibawah 3 knot) juga kecepatan arus pasang tidak
terlalu besar.Kondisi cuaca,gelombang,dan laut tidak membahayakan keamanan pada saat menangkap tangkapan dengan pukat
tarik berbingkain (Ayodyoa,1972).
Pengoprasian
beam trawl banyak digunakan di daerah laut utara Jawa seperti
tegal,pemalang,brebes dan di daerah pantai selatan jawa yaitu,cilacap,kebumen
,dan jogja dan pelabuhan ratu.Alat ini sudah dilarang digunakan karena merusak
sumber hayati yang ada.Namun masih ada nelayan yang menggunakannya karena
keefektifan alat ini dalam memperoleh hasil tangkapan yang banyak.Sekarang alat
ini hanya boleh dioperasikan di di daerah tertentu,seperti di perairan Sumater
dan Kalimantan yang berbatasan dengan
negara Malaysia.
C. Hasil
Tangkapan
Tangkapan
yang dihasilkan dengan alat ini yaitu ikan-ikan di dasar perairan (bottom fish)
ataupun ikan demersal.Sasaran utama dalam penangkapan menggunakan alat beam
trawl adalah udang (crustacea) dan jenis-jenis kerang.Hasil tangkapan yang
sering tertangkap nelayan yaitu ikan layur (Lepturachantus savala),ikan kembung
(Rastrelinger sp),cumi-cumi (Loligospp.) ,ikan cucut (Charcarius limbatus),
udang rebung ( Penaeus merguensis), udang windu (P.monodon), udang dogol
(Metapenaeus eusis), dan udang krosok (Parapenaeopsis), ikan petek (Leiognathus
spp.), gulamah (Scienna spp.), rajungan ( Portunus pelagicus) .Tangkapan yang dominan untuk sesuatu wilayah
akan mempengaruhi skala usaha,yang kelanjutannya akan menentukan besar kapal
dan alat yang di operasikan .Alat tangkap ini termasuk non selektif karena
tidak dapat diketahui apa saja yang dapat ditangkap dengan perkiraan (Subani
W,1989).
D. Daftar
Pustaka
Ayodyoa,1972.Kapal
Perikanan.Fakultas Perikanan.Institut Pertanian
Bogor.Bogor.
Nedelec, C. and J. Prado. 1990. Definition and Clasification of Fishing Gears
Categories. FAO
FISEHRIES TECHNICAL PAPER 222 Rev.1, FAO
Fisheries
Industries Division, Rome. 92p.
Subani W dan HR Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia.Jurnal
Penelitian Perikanan Laut.No.50.Jakarta:Balai Penelitian
Perikanan
Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Departemen
Pertanian.
diakses 22
september 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar