ACARA IV
PENGAMATAN
GONAD
Disusun
oleh :
Ika Yesi Setyaningsih H1G013001
JURUSAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berat
gonad akan semakin bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan akan memijah,
kemudian beratnya akan menurun setelah pemijahan. Percobaan kondisi ini dapat
dinyatakan dengan suatu indeks kematangan gonad dinyatakan sebagai berat gonad
dibagi berat tubuh ikan (termasuk gonad) dikalikan 100%.
Pengamatan
kematangan gonad dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan cara histologi yang
dilakukan di laboratorium. Kedua dengan cara pengamatan morfologi yang dapat
dilakukan di laboratorium dan dapat pula dilakukan di lapangan. Dari data
penelitian histologi akan diketahui anatomi perkembangan gonad lebih jelas dan
mendetail. Sedangkan hasil pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara
histologi, namun cara morfologi banyak dilakukan para peneliti.
Berat gonad akan
mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah, setelah itu berat gonad akan
menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai dengan selesai
pemijahan.
Dengan menghitung
nilai indeks tersebut akan didapatkan bahwa sejalan dengan perkembangan gonad,
indeks itu akan semakin bertambah besar dan nilai pada indeks tersebut akan
mencapai batasan kisar maksimum pada saat akan terjadi pemijahan.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum pengamatangonad adalah untuk
mengetahui indeks kematangan gonad
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indeks kematangan gonad adalah tahapan
kematangan gonad, sehingga terjadi perubahan perubahan dalam gonad.Pada ikan
betina umumnya ada penambahan berat gonad 10% sampai dengan 25%.Pada ikan
jantan penambahan gonad 5% sampai dengan 10%. Pembagian Tingkat Kematangan
Gonad (TKG) ada beberapa versi oleh masing-masing ahli, antara lain berdasarkan
struktur, ukuran, dan warna gonad (Effendie, 1995).
Praktikum Indeks Kematangan Gonad
menggunakan Ikan Nilem, berikut adalah klasifikasi Ikan Nilem:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Cyprinidae
Genus : Ostechilus
Spesies : Osteochilus hasselti
Ikan Nilem (Osteochilus
hasselti) adalah salah satu ikan air tawar yang hidupnya di sungai.Ikan Nilem
sekarang dieksploitasi tidak hanya dikonsumsi dagingnya saja tetapi juga
telurnya.Telurnya sangat digemari masyarakat karena rasanya yang lezat dan
dapat diekspor kenegara tertentu sebagai pengganti kapiar.Selain itu telur ikan
nilem dapat digunakan sebagai bahan pembuat saus.Demikian ikan ukuran 5gram
siap saji,yang paling popular disebut babyfish (Subagia et al,.2006).
Morfologi
gonad dan corak warna digunakan untuk membedakan tingkat kematangan.Hal
tersebut bermanfaat untuk menentukan masa memijah secara umum dan menentukan
langkah lanjut untuk pengelolaannya. Akan tetapi kelemahannya adalah gonad yang
telah ditentukan dengan cara tersebut
termasuk tingkat kematangan tinggi.
Tingkat kematangan gonad ikan menurut adalah sebagai
berikut :
1.
Tidak masak. Individu masih belum berhasrat mengadakan
reproduksi dan ukuran gonadnya kecil.
2.
Masa istirahat, produk seksual belum berkembang, gonad
kecil, telur tidak dapat dibedakan oleh mata.
3.
Hampir masak, telur dapat dibedakan oleh mata.
4.
Masak,
reproduksi seksual masak.
5.
Reproduksi,
apabila perut diberi sedikit tekanan produk seksualnya akan menonjol keluar
dari lubang pelepasan.
6.
Keadaan
salin produk seksual telah dikeluarkan oleh lubang genital berwarna kemerahan,
gonad mengempis, ovarium berisi telur sisa.
7.
Masa
istirahat, setelah telur dikeluarkan, telur berwarna putih, gonad kecil belum
terlihat oleh mata.
Tingkat
Kematangan Gonad menurut Kessteven dan Nikolsky (1968) :
1.
Ikan
yang sudah diperoleh nilai IKG –nya diamati disiapkan untuk diamati,baik dengan
mata biasa maupun dengan kaca pembesar
2.
Pengamatan
terhadap gonad ikan meliputi
Ikan
jantan:
a) Bentuk testes
b) Besar kecilnya testes
c) Warna testes
d) Penggisian testes dalam rongga
tubuh
Ikan
betina:
a) Bentuk ovarium
b) Besar kecilnya ovarium
c) Penggisian ovarium
d) Warna ovarium
e) Warna telur
3.
Ditentukan
klasifikasinya tingkat kematangan gonad dengan mengenai pada ketentuan
kematangan gonad.
Tahap
kematangan adalah perkembangan sel telur menjadi semakin besar, berisi kuning
telur dan akan diovulasikan pada ikan
yang telah dewasa. Proses pematangan gonad pada ikan yang telah dewasa dan
induk sebenarnya terjadi mulai dalam masa oosit muda dan bukan dari calon
telur.
III. MATERI DAN
METODE
3.1. Materi
3.1.1.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah timbangan,
kertas penghisap dan alat bedah
3.1.2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Ikan nilem (Osteochilus hasselti).
3.2 Metode
Ikan yang sudah mati ditimbang bobotnya kemudian lakukan
pembedahan dengan hati-hati agar gonad tidak rusak. Angkat
seluruh bagian gonad dengan hati-hati kemudian dikeringkan dengan kertas
penghisap.Timbang
gonad yang telah dikeringkan lalu dicatat. Hitung nilai IKG dengan rumus :
IKG =
X 100%

Dimana : Bg
= Berat gonad
Bt =
Berat tubuh
Kemudian tentukan stadium kematangan gonad ikan,apabila
IKG dibawah 4% berarti ikan belum siap memijah,IKG antara 4-12% ikan matang
gonad belum siap memijah,dan IKG antar 12-19% ikan siap memijah.
3.3
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum Indeks
Kematangan gonad dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB di Laboraturium JPK, Jurusan
Perikanan dan Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.Data Pengamatan
Indeks Kematangan Gonad Ikan Nilem (Osteochillus
hasselti)
No
|
Berat ikan
|
Berat gonad
|
IKG
|
Keterangan
|
Ikan
|
(gram)
|
(gram)
|
100%
|
|
1
|
67
|
0.5
|
0.74
|
Ikan Belum siap memijah
|
2
|
110
|
17.3
|
15.7
|
Ikan Siap Memijah
|
3
|
105
|
16.5
|
15.7
|
Ikan Siap Memijah
|
4
|
109
|
17.5
|
16.05
|
Ikan Siap Memijah
|
5
|
102
|
9.3
|
9.1
|
Ikan matang gonad belum siap memijah
|
6
|
67
|
0.5
|
0.7
|
Ikan belum siap memijah
|
7
|
57
|
4.5
|
7.8
|
Ikan matang gonad belum siap memijah
|
8
|
63
|
3.5
|
5.5
|
Ikan matang gonad belum siap memijah
|
9
|
57
|
2
|
3.5
|
Ikan belum siap memijah
|
10
|
70
|
0
|
0
|
-
|
11
|
89
|
6,5
|
7.3
|
Ikan matang gonad belum siap memijah
|
12
|
108
|
14,5
|
13.4
|
Ikan siap memijah
|
13
|
81
|
0
|
0
|
-
|
14
|
70
|
0
|
0
|
-
|
15
|
116
|
0
|
0
|
-
|
16
|
106
|
7,5
|
7
|
Ikan matang gonad belum siap memijah
|
17
|
111
|
0
|
0
|
-
|
18
|
102
|
11,2
|
11.2
|
Ikan matang gonad belum siap memijah
|
Keterangan
IKG dibawah 0-4% :
ikan belum siap memijah
IKG antara 4-12% :
ikan matang gonad belum siap memijah
IKG antara 12-19% :
ikan siap memijah


4.2
Pembahasan
Nilai
indeks kematangan gonad tertinggi terdapat ada pada ikan nilem ke- 4 dengan berat tubuh 109 gr IKG sebesar 16.05%,
dan terendah pada ikan nilem
ke-6dengan
berat tubuh 67gr
dengan IKG 0.7% . Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (2002) bahwa secara
alamiah ukuran dan berat tubuh ikan dapat digunakan sebagai tanda utama untuk
mengetahui kematangan gonad.
Nilai gonad
somatik indeks ikan Threadfin
berkisar antara 1 – 25 %.Suatu spesies
ikan yang memijah sepanjang tahun dapat menghasilkan keragaman persentase pada
tahap kematangan gonad. Kematangan gonad mencapai batas maksimal pada saat akan
memijah. Indeks kematangan gonad atau yang dinamakan maturing, yaitu suatu nilai dalam % (persen) sebagai hasil perbandingan bobot gonad dan
bobot tubuh ikan. Menurut Nikolsky (1983, berat gonad secara alamiah
berhubungan dengan ukuran berat tubuh secara keseluruhan. Hal ini dapat
membedakan tingkat kematangan gonad.
Indeks Kematangan Gonad akan semakin meningkat nilainya
dan akan mencapai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina
nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. IKG dihubungkan dengan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri
morfologi kematangan gonad, sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan
di dalam dengan di luar gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat
tergantung pada macam dan pola pemijahannya. Nilai IKG yang didapatkan
sejalan dengan perkembangan gonad, indeks itu akan semakin bertambah besar dan
nilai tersebut akan mencapai kisaran maksimum pada saat akan terjadi pemijahan
(Effendie,1995).
Effendie (2002) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor
utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan , antara lain suhu dan
makanan , tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan di daerah tropik
gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas pakan yang diberikan harus mempunyai
komposisi khusus yang merupakan faktor penting dalam mendukung
keberhasilan proses pematangan gonad dan
pemijahan.
Tabel
2.Klasifikasi tingkat kematangan gonad ikan Nilem(Osteochilus
hasselti) secara morfologi
(Effendi,1997).
TKG
|
GONAD JANTAN
|
GONAD BETINA
|
I
|
Testis transparan,panjang seperti benang,ditemukan
menempel di bawah gelembung renang
|
Telur menempel dibagian bawah
gelembung renang dan belum Nampak butiran telur
|
II
|
Warna testis Nampak putih seperti
susu,bentuknya lebih jelas dari TKG I,hampir menutupi sebagian rongga perut
|
Warna gonad merah tua,hampir menutupi
sepaertiga rongga perut,telur belum Nampak
|
III
|
Permukaan gonad Nampak bergerigi,warna
testis semnakin putih,dan hampir menutupi sepertiga rongga perut
|
Warna gonad sebagian merah tua dan
sebagian merah muda,hampir menutupi setengah rongga perut dan telur mulai
Nampak di ujungnya
|
IV
|
Testis permukaan semakin bergerigi,dan
mulai terlihat menutupi rongga perut,terlihat pejal
|
Gonad hampir menutupi seluruh rongga
perut,warna gonad merah tua,usus mulai terdesak,butiran telur terlihat jelas
|
V
|
Testis semakin berkerut dan warnanya
putih seperti susu,testis semakin kecil
|
Gonad mengkerut,terdapat sisa telur
disaluran kelamin
|
Tabel
3. Klasifikasi tingkat kematangan gonad ikan Nilem(Osteochilus
hasselti) secara morfologi kelompok 6
TKG
|
GONAD JANTAN
|
GONAD BETINA
|
I
|
Bentuk tubuh ramping
Warna tidak mencolok
Ketika perut ditekan keluar cairan
putih susu / sperma
|
Bentuk tubuh agak membulat
Warna mencolok
Ketika perut ditekan keluar cairan
kuning / telur,ikan matang gonad belum siap memijah ikg 7,3%
|
II
|
Gonad jantan berwarna putih
Bentuk tubuh ramping
Warna tidak mencolok
|
Gonad betina berwarna kuning, terdapat
telur ikan,ikan sudah siap memijah IKG 13,4%
Bentuk tubuh lebih besar dari tingkat
I
|
III
|
Gonad jantan berwarna putih
Bentuk tubuh ramping
Warna tidak mencolok
|
Gonad betina berwarna kuning, terdapat
telur ikan,ikan matang gonad belum siap memijah IKG 7%
Bentuk tubuh lebih besar dari tingkat
I dan lebih kecil dari tingkat II
|
IV
|
Gonad jantan berwarna putih
Bentuk tubuh ramping
Warna tidak mencolok
|
Gonad betina berwarna kuning, terdapat
telur ikan,ikan matang gonad belum siap memijah IKG 11,2%
Bentuk tubuh lebih besar dari tingkat
I dan lebih kecil dari tingkat II dan III
|
Pada
praktikum pengamatan gonad ini,gonad jantan hanya diambil dan diamati tidak
ditimbang berat gonad jantannya.Proses reproduksi, sebelum terjadi proses
pemijahan sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad.
Dari hasil praktikum juga menunjukan bahwa berat gonad bertambah seiring dengan
pertambahan bobot tubuh. Gonad akan semakin bertambah berat bersamaan dengan
semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah perutnya. Berat gonad
akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai
(Effendie, 1979).
Polunin
dan Roberts (1996) menyatakan bahwa ukuran ikan pertama kali matang gonad
berhubungan dengan pertumbuhan ikan dan pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan, Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan gonad yaitu:
• Spesies
Indeks
kematangan gonad (IKG) dari spesies ikan kerapu yang tertinggi dicapai oleh Epinephelus arealotus. Hal ini
menunjukan bahwa Epinephelus arealotus lebih
cepat matang kelamin dari pada spesies lainnya.
• Umur
Ikan
yang mempunyai siklus hidup (umur) yang lebih pendek akan cepat matang kelamin.
• Ukuran
Ikan
yang memiliki ukuran kecil, meskipun lebih muda bila masa hidupnya relatif
pendek akan matang kelamin lebih awal dibandingkan dengan ikan berukuran besar
dengan masa hidupnya yang panjang.
• Jenis
Kelamin
Ikan
jantan lebih cepat matang kelamin dibandingkan dengan ikan betina.
• Kualitas
dan Kuantitas Makanan
Komposisi
yang bermutu tinggi akan mempercepat kematangan kelamin( Polunin dan
Roberts,1996).
V. KESIMPULAN
5.2
Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa didapatkan ikan
nilem dengan IKG ikan pertama 0,75%,
ikan kedua 15,7%, ikan ketiga 15,7%, ikan keempat 16,05%, ikan kelima 9,1%,
ikan keenam 0,7%, ikan ketuju 7,8%, ikan kedelapan 5,5%, ikan kesembilan 3,5%
,ikan kesepuluh 0%, ikan kesebelas 7,3%, ikan keduabelas 13,7%,ikan ketigabelas
0%,ikan keempatbelas 0%,ikan kelimabelas 0%,ikan keenembelas 7%,ikan
ketujuhbelas 0%,ikan kedelapanbelas 11,2%.
2.
Faktor yang
mempengaruhi tingkat kematangan gonad diantaranya lingkungan, suhu, salinitas,
kualitas air, nutrisi dan pakan ikan, penyakit
seperti jamur.
5.1
Saran
Berdasarkan
hasil dan pembahasan praktikum pengamatan
gonad ini, maka dapat disarankan agar melakukan pengamatan
IKG tidak hanya pada satu spesies ikan saja dengan ukuran yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Dina, Rahmi, dkk. 2011. Profil Ukuran Panjang dan Tingkat Kematangan
Gonad Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Pada Alat Tangkap Berbeda di Danau
Maninjau.Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Vol. 37 : 105 -118.
Effendie, M.I. 1979. Metoda
Biologi Perikanan.Yayasan Dewi Sri. Cikuray- Bogor.
Effendi.1997.Metode
Biologi Perikanan,Bagian Perikanan,Bagian I.Yayasan Dwi Sri Institut
Effendi, Moch. Ichsan. 1995. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka
Nusantara: Yogyakarta.
Karmila,Muslim,dkk.2012.Analisis
Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betok (Anabus testudiduneus) Di Perairan Rawa
Banjir Desa PulokertobKecamatan Gandus Kota Palembang.Fisheries 1(1):25-29.
Nikolsky,
G. V. 1983. The Ecology Of Fishes.
Academic Press: London.
Outa N.Otieno,N.Kitaka,J.M.Njiru.2014.Length-weight
relationship,condition factor length
at first maturity and sex ratio of Nile tilapia,Oreochromis niloticus in Lake Naivastha,Kenya.International Journal of
Fisheris and Aquatic Studies.Vol 2(2):67- 72.
P.A.Ekokotu
and N.F.Olele.2014.Cycle of Gonad Maturation,Condition Index and Spawning Of Clarotes
Lapiceps(Claroteidae)In the Lower River Niger.International Journal of Fisheries and Aquatic Studies.Vol
1(6):144-150.
Polunin,
Nicholas V. C. And Roberts, callum. M. 1996. Reef Fisherier. Chapmann and Hall: London.
Siti,Anhar,dkk.2014.ApekPertumbuhan
dan Reproduksi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) Di Perairan Rawa Pening
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Diponegoro Journal Of
Maquares,Manajement Of Aquatic Resources.Vol 3 : 153-159.
Sushil
Kr.Sarmah and Sharmistha Paul I.2014.Study of the Gonadosomatic Index of an Ornamental Fish,Brachydanio rerio(Ham).International
Journal of Fisheries and Aquatic
Studies.Vol 2(2):93-94.
Yanu Prasetyo,P.2013.Tingkat Kematangan Gonad Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) Di
Danau Batur,Kabupaten
Bangli,Bali.Balai Penelitian
Perikanan Perairan Umum-Palembang.Vol 11(2):71-72.
Lampiran Perhitungan :
IKG ikan 1 =
= 0.74 %

IKG ikan 2 =
= 15.7 %

IKG ikan 3 =
= 15.7 %

IKG ikan 4 =
= 16.05 %

IKG ikan 5 =
= 9.1 %

IKG ikan 6 =
= 0.7 %

IKG ikan 7 =
= 7.8 %

IKG ikan 8 =
= 5.5 %

IKG ikan 9 =
= 3.5 %

IKG ikan 11 =
= 7.3
%

IKG ikan 12=
= 13.4
%

IKG ikan 16 =
= 7
%

IKG ikan 18 =
= 11.2
%

Tidak ada komentar:
Posting Komentar