Kamis, 15 Januari 2015


LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI
ACARA III
SISTEM PENCERNAAN
Description: logo unsoed
Oleh :
Kelompok  1
Ryanta Putrapratama  H1G013003
Karina Dinaryanti       H1G013033
Ririn Setiani   H1G013016
Ika Yesi S.                  H1G012045
Asisten
Firdo Artadi
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
I.              MATERI DAN METODE
1.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu gunting bedah, curter, pinset, baki plastik, kertas millimeter blok atau penggaris dan buku gambar.Bahan yang digunakan dalam praktikum sistem pencernaan ikan ini adalah ikannilem,ikan lele,dan ikan nila
1.2. Cara Kerja
1.    Menusukkan bagian anus dengan gunting bedah yang runcing bentuk lubang kecil kemudian dengan bagian tumpul gunting bedah gunting kearah rongga perut bagian atas. Pengguntingan dilakukan dengan hati-hati supaya organ dalam tidak ikut tertusuk
2.    Setelah gunting mencapai ujung terdepan ronggaperut bagian atas( belakang kepala) kemudian gunting diarahkan ke bagian bawah hingga kedasar perut. Buka daging yang telah tergunting sehingga organ tubuh bagian dalam terlihat dan alat pencernaan dapat dikeluarkan dari tubuh.
3.    Untuk melihat alat pencernaan dari mulai pharynx sampai ke anus, gunting bagian bawah kepala hingga terbelah dua. Sehingga alat pencernaan bagian depan dapat terlihat dan gunting bagian rectum yang menempel pada otot bagian anus sehingga semua bagian pencernaan dapat dilepas.
4.    Menggambar organ-organ yang berhubungan dengan system pencernaan dan beri nama organnya
5.    Untuk melihat apakah specimen ikan termasuk dalam kelompok herbivore, karnivora, atau omnivora, mengambil lambung sampai usus kemudian ukurlah panjang usus sampai dengan lambung, kemudian bandingkan dengan panjang total tubuh specimen. Simpulkan apakah specimen yang diamati termasuk dalam kelompok herbivore, karnivora, atau omnivora.














II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1  Hasil
2.1.1 Ikan lele
Ikan Lele (Clarias batrachus)
6              5                                             2
Keterangan:
1.      Swim bladder
2.      Ginjal
3.      Usus
4.      Hati
5.      Limfa
6.      Kantung empedu
7.      Anus
 
Description: C:\Users\Wasis\Pictures\New folder\IMG-20130518-00012.jpg
                                    1                   4                             3                       7
Panjang tubuh: 25 cm
Panjang usus: 22 cm
Sistem Pencernaan: Karnivora
2.1.2 Ikan Nilem
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Keterangan:
1.       Swim bladder
2.       Ginjal
3.       Usus
4.       Hati
5.       Limfa
6.       Kantung empedu
7.       Anus
 
                                                5                1
Description: IMG-20130518-00010.jpg
2 4   3                          6               7
Panjang tubuh: 22 cm
Panjang usus: 166 cm
Sistem pencernaan: Herbivora



2.4 Pembahasan
Sistem pencernaan atau digesti adalah proses pemecahan zat makanan yang komplek menjadi zat yang lebih sederhana. Proses digesti memerlukan waktu dalam mencernakan makanannya, dan waktu yang diperlukan untuk mencernakan makanan itu disebut laju digesti
Digesti merupakan proses pemecahan zat makanan yang komplek menjadi zat yang lebih sederhana. Proses digesti memerlukan waktu dalam mencernkan makanannya, dan waktu yang diperlukan untuk mencernakan makanan itu disebut laju digesti. Pakan yang dikonsumsi oleh ikan akan mengalami proses digesti didalam sistem pencernaan sebelum nutrisi pakan tersebut diabsorpsi yang akan dimanfaatkan unyuk proses biologis pada tubuh ikan. Proses digesti pada sistem pencernaan ikan tersebut akan melibatkan enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh tubuh. Hasil proses digesti tersebut berupa asam amino, asam lemak, dan monosakarida yang akan diabsorpsi oleh epitel intestin kemudian disebarkan keseluruh tubuh oleh sistem sirkulasi
Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak sekali terjadi tumpang tindih (overlap) yang disebabkan oleh keadaan habitat ikan itu hidup. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hubungan ini diantaranya faktor penyebaran organisme sebagai makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dari ikan itu sendiri serta faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan
Saluran pencernaan ikan karnivor biasanya lebih pendek dari pada saluran pencernaan ikan herbivor, sebab bahan makanan nabati lebih sukar dicerna. Dengan adanya dinding selulosa yang alot pada tumbuh-tumbuhan, maka untuk mempermudah proses pencernaannya, ikan herbivor memerlukan usus yang lebih panjang yang bisa mencapai 3X panjang tubuhnya
sistem pencernaan ikan sangat mirip. Semua memiliki mulut, kerongkongan (tenggorokan), dan daerah untuk penyerapan komponen makanan (depan dan midgut) dan pemadatan bahan limbah dicerna (hindgut). Dalam adaptasi terhadap pola makan, perbedaan utama yang terlihat pada struktur mulut dan gigi, alat penyapu insang, faring, perut (jika ada) dan panjang usus. Pada ikan karnivora atau mereka dengan diet daging-berorientasi omnivora ada perut yang pasti (foregut) sementara herbivora omnivora atau tanaman-berorientasi memiliki perut ada tetapi bergantung pada area midgut lebih diperpanjang. Kedua situasi yang ditunjukkan di bawah ini.
Description: http://www.anakunhas.com/wp-content/uploads/2011/10/ikan-carnifora-300x106.jpg
Sistem Pencernaan Ikan Carnivora
Description: http://www.anakunhas.com/wp-content/uploads/2011/10/ikan-omnivora-300x117.jpg
Sistem Pencernaan Ikan Omnivora
Selain itu ikan karnivora memiliki ekstensi ke bagian atas dari midgut dikenal sebagai caecae pilorus. Dua organ-organ internal lainnya yang berhubungan dengan pencernaan, yaitu hati dan kandung empedu, yang terletak anterior ke lambung atau bagian anterior midgut tersebut
Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang dimulai dari cavum oris, oesophagus, kantung empudu, ductus pneumaticus dan limfa. Dalam tubuhnya dapat terlihat organ pencernaan yaitu usus yang panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora. Kantung Empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa kantung bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan dengan usus melalui ductus choledochus, lalu saluran akhir pencernaan yaitu anus atau porus urogenitalus
Berdasarkan hasil pengamatan, sistem pencernaan ikan Lele (Clariasbatrachus)
terdiri dari mulut, gastrum, intestine, dan anus . Sistem pencernaan makananIkan Lele (Clarias batrachus) dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, esophagus,lambung, pylorus, usus, rektum, dan anus. Struktur anatomi mulut ikan erat kaitannyadengan cara mendapatkan makanan. Sungut terdapat di sekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputisel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannnya makanan ke segmen berikutnya, juga terdapat organ pengecap yang berfungsi menyeleksi makanan. Faring pada ikan(filter feeder) berfungsi untuk menyaring makanan, karena insang mengarah pada faringmaka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang





III.          KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.    Kesimpulan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
3.2.    Saran
Saran dari kelompok kami adalah:
Keadaan laboratorium yang terkadang kurang kondusif karena sangat ramai sehingga memecahkan konsentrasi dalam praktikum system pencernaan yang rumit dan harus sangat runtut dalam pengurutannya jadi sebaiknya asisten praktikum dan mahasiswa yang melaksanakan praktikum mampu menjaga kekondusifan jalannya acara praktikum.


























DAFTAR PUSTAKA
Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta. 163 hal.
Kay, I. 1998. Inttoduction to Animal Physiology. Bios Scientific Publiher Limited, Spinger Verlag New York. UaSA.
Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. cetakan ke-15. PT Penebar Swadaya, Jakarta. 190 hal.
Prawirohartono, 2000. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro,  1977.  Zoologi.  Erlangga, Jakarta.
Santoso, B. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo dan Lokal. Kanisius, Yogyakarta.